Sabtu, 10 November 2012


 PUISI UNTUK PAHLAWANKU


BAMBU RUNCING


mengapa kau bawa padaku
moncong bayonet dan sangkur terhunus
padahal aku hanya ingin merdeka
dan membiarkan nyiur-nyiur derita
musnah di tepian langit

karena kau memaksaku
bertahan atau mati
dengan mengirim ratusan bom
yang kau ledakkan di kepalaku
terpaksa aku membela diri
pesawat militermu jatuh
ditusuk bambu runcing
dan semangat perbudakanmu runtuh
kandas di batu-batu cadas
kota surabaya yang panas!

Insiden Bendera


aku sudah selesai menghitung pintu-pintu hotel yamato
(orang jepang menyebutnya hoteru yamato)
akan kujelaskan mengapa surabaya 19 september 1945 meledak
rakyat larut dalam kegembiraan atas kemerdekaan
tentara-tentara belanda memperkeruh dengan mengibarkan simbol ketamakannya

sayap-sayap malaikat berdesir mengajak ribuan rakyat surabaya
bertempur dengan 20 tentara belanda
yang menaikkan bendera belanda di hoteru yamato
resimen soedirman memeperingatkan
"hei, meneer, turunkan itu bendera negeri yang tak kukenal"
tentara londo kebo itu tak menggubris
membiarkan bendera aneh itu berkibar tak tahu diri

sembilan belas tentara belanda itu terperosok ke mentalitas comberan
seorang bernama mr.prolegman
mati ditusuk pemuda surabaya
seorang pemuda dengan gagah berani
memanjat tiang bendera
merobek warna  biru yang melecehkan bangsa indonesia
merah putih berkibar di langit yang bening
pekik "merdeka"
menggema ke seluruh kota surabaya!

Untuk Pahlawan Negeriku


Untuk negeriku
Hancur lebir tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh
Berman keringat penyejuk hati
Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran, menganjungkan doa
Untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya

Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah kemana
Demi darahmu ….
Demi tulangmu ..
Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar